ELEMEN PUBLIC SPEAKING
Teknik Vokal
• Intonasi (intonation) –nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata.
• Aksentuasi (accentuation) atau logat, dialek. Lakukan stressing pada kata tertentu yang dianggap penting.
• Kecepatan (speed). Jangan bicara terlalu cepat.
• Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata; pelafalan kata (pronounciation).
• Infleksi – lagu kalimat, perubahan nada suara; hindari pengucapan yang sama bagi setiap kata. Infleksi naik (go up) menunjukkan adanya lanjutan, menurun (go down) tunjukkan akhir kalimat.
Eye Contact
• Pandang audience; sapukan pandangan ke seluruh audience.
• Pandang tepat pada matanya!
Gesture
• Alami, spontan, wajar, tidak dibuat-buat.
• Penuh, tidak sepotong-sepotong, tidak ragu.
• Sesuai dengan kata-kata.
• Gunakan untuk penekanan pada poin penting,
• Jangan berlebihan. Less is more!
• The most important gesture: to SMILE!
• Gerakan tubuh meliputi: ekspresi wajah, gerakan tangan, mulut atau bibir, kepala, badan, kaki.
• Setiap gerakan mengandung tiga bagian: Pendekatan (The Approach) – Tubuh siap untuk bergerak; Gerakan (The Stroke) – gerakan tubuh itu sendiri; dan Kembali (The Return) – kembali ke posisi semula atau keadaan normal.
• Variatif, jangan monoton. Misalnya terus-menerus mengepalkan jari tangan di atas.
• Jangan melalukan gerakan tubuh yang tidak bermakna atau tidak mendukung pembicaraan seperti: memegang kerah baju, mempermainkan mike, meremas-remas jari, dan menggaruk-garuk kepala.
• Makin besar jumlah hadirin, kian besar dan lambat gerakan tubuh yang kita lakukan. Jika kita berbicara di depan hadirin dalam jumlah kecil, atau di videoconferencing, atau di televisi, lakukan gerakan tubuh alakadarnya (smaller gestures).
Humor
• Bumbu Public Speaking.
• Use Natural Humor! Don’t try to be a stand up comedian!
• Gunakan hentian (pause) sekadar memberikan kesempatan kepada pendengar untuk tertawa.
• Teknik humor
a.l. Exaggeration –melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Misalnya, ungkapan “hujan lokal” bagi pembicara yang “menyemburkan” air liur; parodi –meniru gaya suatu karya serius (lagu, pepatah, puisi) dengan penambahan agar lucu, misalnya mengubah lirik lagu dengan kata-kata baru bernada humor; teknik belokan mendadak –membawa khalayak untuk meyakini bawa kita akan berbicara normal, namun tiba-tiba kita mengatakan sebaliknya atau tidak disangka-sangka pada akhir pembicaraan. Contoh: Saya mencintai seorang wanita, namun kami tidak bisa menikah karena keluarganya merasa keberatan. Saya tidak bisa apa-apa, karena keluarganya yang tidak setuju itu adalah suami dan anak-anaknya!; TV (baca: tivi) yang dibuat di Bandung dan bermerk “Parisj van Java” yaitu tipikir-pikir tidak ada.
Copyright (c) ASM. Romli Http://www.romeltea.co.nr E-mail: romeltea@yahoo.com
0 comments:
Post a Comment